Mulutmu Harimaumu


Ajining wong ing wicara, resep sedep wijile rum aririh, wosing sedya laras runtut, grapyak gampang tinampa, culing tutur tinampa datan ngelantur, Solah bawa mung samadya, Karyenak tyasing sasami
Jejege janma ing nala, pikir resik rereged den ilangi, tindak tanduk ywa kumrungsung, nyenyamah nyakrabawa, apan iku karana tyas kumalungkung, ngagungken diri priyangga adhakan ndeder bilahi

[Pangkur, Dharmo Kinidung]
—oOo—
Nilai manusia ditentukan oleh bicaranya. Enak didengar, sedap dan tidak keras. Maksud yang disampaikan jelas dan dikeluarkan secara runut dan teratur. Akrab dan gampang diterima. Kata-kata disampaikan dengan baik dan tidak berkepanjangan. Saat berucap, sikap dan gaya cukup seperlunya, yang paling penting dapat membuat senang hati orang yang mendengarnya.
Kewibawaan orang karena pikirannya. Berfikir tanpa kekotoran, berkata atau bahkan berbuat, tidak terdorong oleh amarah. Jangan pernah mengecilkan dan mencurigai orang hanya karena Rasa Sombong dan merasa diri lebih “tinggi” dari yang lain. Saudaraku, kalau engkau lakukan itu, ibarat menanam benih celaka.
Rasanya pangkur jawa ini sangat cocok buat kita kita semua dan apa yang terjadi belakangan ini. Mulutmu harimaumu, dan harga dirimu. Semua itu bisa sangat berbahaya apalagi hanya untuk sebuah ego dan pembenaran diri.


One response to “Mulutmu Harimaumu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *