Saya Dan Silat


(masih diedit dan belum selesai)

Kisah perjalanan saya belajar silat lumayan panjang.

Diawali ketika kecil saya saya mulai menyukai berbagai beladiri, terutama kungfu gara-gara kebanyakan nonton film. Waktu itu saya masih kelas 3 SD dan tinggal di Bali. Pada waktu itu saya memiliki anggapan bahwa silat adalah bukan beladiri. Tapi atraksi. Tidak mungkin bertarung dengan tarian. Dari sanalah saya belajar kungfu yang entah apa alirannya, yang penting katanya dari Shaolin.

Kemudian, seperti halnya anak-anak. Saya dan teman-teman sepermainan sering bermain “silat-silat-an”. Tapi ada satu teman yang sulit sekali diserang. Bahkan selalu bisa menyerang saya dengan nyamannya. Dan disanalah saya berkenalan pertama kali dengan apa yang disebut dengan Silat, yang kebetulan waktu itu yang dikuasai teman saya adalah Cimande. Dari sanalah saya mulai bertekat mempelajari silat.

Kelas 4 SD saya pindah ke pulau Lombok. Disana, saya mencari perguruan silat. Berkeliling kesana kemari, anehnya tidak bisa saya temukan. Akhirnya saya kembali mempelajari Kungfu tapi kali ini juga mempelajari Judo dari seorang penjaga rumah waktu itu.

Kembali dengan urusan “silat-silat-an”, Judo ini justru yang paling sering saya gunakan. Dan karena mempelajari sejarahnya, saya jadi berminat untuk mempelajari Jujitsu. Hanya sayang waktu itu tidak berhasil menemukannya. Tapi justru saya menemukan Kempo. Disitu saya berlatih hingga mendapatkan Manji.

Tepat bersamaan dengan saya masuk SMP, saya mulai mempelajari Kempo. Hingga saya pindah ke Bandung di pertengahan tahun ajaran kelas 1.

Bandung. Kota yang dekat dengan sumber Cimande. Tekad saya untuk belajar silat kembali. Tapi koq yaa ngak nemu. Malah didekat rumah saya menemukan kembali Kempo. Akhirnya saya berlatih lagi dengan kembali menjadi minarai. Lalu ikut ujian lagi. Lalu minta turun kembali ke minarai dengan alasan karena saya belum bagus tekniknya. Rasanya koq selalu saja ada yang kurang. Dan untuk itu saya minta untuk kembali belajar dasar-dasarnya saja.

Belajar Silat

Dipertengahan latihan, saya saya diperkenalkan oleh teman saya Eko kepada salah satu temannya bernama Teguh. Dari kang Teguh inilah saya secara serius mempelajari Silat di perguruan silat Manderaga.

Tentang Manderaga

Dasar dari perguruan ini adalah ulin Sabrang Girang. Didirikan oleh Bapak Drs. Agus Iim Suryana, M.Sc.

Sabrang Girang punya banyak nama lain, diantaranya, Ulin Abu (diambil dari nama Ki Abu Arwanta, penyebar), Ulin Sawah 9diambil dari nama tempat tinggal Ki Abu, yaitu kampung sawah), Ulin Makao (diambil asal orang cina yang merupakan guru Ki Abu), Ulin Jeceng (nama salah seorang anak Ki Abu), ulin Sabrang Girang (nama tempat tinggal Ki Asnawi), dan ulin peupeuhan gerak rasa.

Di Manderaga sendiri lebih sering disebut sebagai Sabrang Girang.

Walaupun namanya banyak, pendiri alirannya bernama Ki Abu Arwanta yang berasal dari Kampung Sawah Pandeglang Banten.

Tahap pertama latihan diawali dengan mempelajari jurus-jurus yang disebut jalan jurus. Jurus-jurus disini memiliki prinsip 4 arah mata angin.

1. Suliwa

2. Jejel/Susun

3. Tektok

4. Galeng

5. Sabet

6. Jurus Cina

7. Sikut Pulang Cina

8. Depok Suliwa

9. Depok Galeng

10. Tiga Kalima

11. Muka Satu

12. Satu Tendang/Muka Satu Tendang

13. Lok Be

14. Muka Opat

15. Monyet

16. Monyet Kurung

17. Macan

18. Macan Kurung (Amsar)

Tahap ke-2 mempelajari Teknik Beulitan yang terdiri dari

1. Beulitan Indung

2. Beulitan Indung Gencet

3. Beulitan Indung Serot

4. Beulitan Indung Heuras

5. Beulitan Indung Getap

6. Sikut Pulang Cina

7. Siling Serot

8. Golewang Serot

9. Gebrak

10. Gunting

Tahap ke-3 Kumaitu.

Tahap ke-4 Sabalikna.

Tahap ke-5 Rusiah Jurus.

Aliran silat inilah yang menjadi landasan saya untuk kembali berkelana menengok perguruan lain untuk melengkapi teknik-teknik yang saya pelajari.

Di perguruan ini, saya juga berkenalan dengan aliran silat bernama Sahbandar yang akhirnya menjadi landasan silat saya yang ke-2.

Sahbandar

Menurut sejarahnya, Sahbandar yang disebarkan oleh Muhammad Kosim atau biasa dipanggil Mama Kosim ini berasal dari sumatera. Mereka yang mempelajari aliran ini banyak memiliki perbedaan. Ada kelompok aliran sahbandar yang hanya mempelajari 5 jurus, ada yang 7, tapi ada juga yang 25.

Di Sahbandar ini, 5 jurus dasar yang saya perdalam adalah

1. Jeblag

2. Jeblag nangkuban

3. Jeblag nangkarak

4. Jejel

5. Liwat

Antara Sahbandar dengan Sabrang Girang, memiliki bentuk yang berbeda. Tapi satu point yang sama selama saya belajar adalah pengendalian tenaga. Pengerasan dan pelemasan pada saat bersamaan, mengatur titik tenaga, dan pada akhirnya membangkitkan apa yang disebut dengan “Rasa”. Itulah saya saya temukan dari sekian lama perjalanan saya.

Dalam perjalanan, saya menemukan lagi satu aliran silat bernama Sika. Aliran ini memiliki gaya yang khas karena tekniknya mengandalkan bantingan. Tapi bukan bantingan yang menjadi intinya, tetapi serangan yang dilakukan untuk menghasilkan bantingan.

Hingga saat ini, aliran yang saya sebut diatas adalah aliran yang menjadi dasar dari seluruh beladiri yang saya pelajari.

 

Gerak Gulung Budi Daya

Saat ini saya tengah berlatih dibawah asuhan Kang Awang untuk melengkapi teknik yang telah saya pelajari.

 

Aliran Lain

Perjalanan saya melihat aliran lain menemukan banyak petualangan yang berharga buat saya. Kesemua aliran ini saya pelajari demi memperluas pengetahuan saya untuk melengkapi apa yang kurang dan memperkuat apa yang menjadi kekuatan dari aliran yang telah saya perdalam dan menjadi dasar. Yang pasti yang betul-betul saya perdalam adalah silat.

Silat Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria : Aliran silat yang dikembangkan bagi penganut agama Katolik.

Hikmatul Iman

Aikido

Karate

Kungfu Naga Mas

Kungfu Sri Tunggal Sakti

Win Chun

Tae Kwon Do

HapKiDo

JuJitSu

Kempo

Kendo

Kenjutsu

Jet Kun Do

Tai Chi

Capoiera

Ninjutsu

Al-Hikmah

Hapkido

Aliran-Aliran silat tanpa nama

Serta berbagai perguruan yang saya kunjungi untuk berdiskusi dan bertukar pikiran

6 responses to “Saya Dan Silat”

  1. emang belajar silat dari padepok satu pindah kesatunya lagi di perbolehkan ? bukannya ini sama aja mencuri ilmu [setau saya silat masih indentik dg kesakralan] cmiiw loh

    • kenapa tidak ? bukankah apa yang ada sekarang juga banyak hasil pencerahan dari mempelajari beberapa aliran. misalnya kombinasi terkenal sahbandar kari madi.
      sakral dalam arti apa dulu. mistis ?

    • Amsar dalam kontek silat bermakna penguasaan terhadap datang dan perginya arah gerak yang dalam “sabrang Girang” ditunjukan dengan langkah empat arah mata angin dengan pola langkah satu langkah geser maju atau mundur yang diikuti oleh olah gerak beladiri dan rasa, jika Amsar dikuasai (melalui latihan) maka memudahkan pesilat ketika sampai tingkat kumaitu di perguruan manderaga. jadi sebaiknya belajar silat manderaga dulu dengan disiplin sampai ditemukan makna pergerak baik secara harfiah maupun filosofi. secara kehidupan Amsar adalah orang yang memahami makna lingkungannya / mampu membaca dan menganalisis lingkungan dengan baik dan benar. Demikian sekedar penjelasan dasar makna Amsar.