Hari ini saya resmi menjadi warga gerak gulung budi daya, salah satu silat tua yang masih memegang paham tradisional.
Jurusnya sangat sederhana, tapi rumit dalam keserhanaannya. Itu yang membuat saya tertarik mempelajarinya.
Dalam proses menjadi warga, saya melewati upacara talek, berupa syukuran potong tumpeng setelah melakukan pengajian, doa bersama dan pemberian wejangan.
Bagi saya, resmi menjadi warga artinya menerima amanat untuk menjalankan latihan dan menjalankan apa yang di wejangkan.
Mudah2xan saya bisa memegang amanah untuk mempelajarinya. Aamiin.
Terima kasih untuk kang Awang yang mau menerima saya sebagai warga dan mengajarkan ilmunya, terimakasih buat om Duyung yang sudah memperkenalkan kami.
Pendapat saya setelah lebih banyak mengenal silat ini adalah Gerak Gulung adalah silat yang rumit dalam kesederhanaannya. Begitu banyak rahasia tersimpan dalam gerakannya yang sederhana dan irit gerakan itu.
GERAK GULUNG BUDI DAYA TI PADJAJARAN
Sejarah Singkat
Permainan silat Gerak Gulung Budi Daya Ti Padjajaran pada dasarnya adalah silat tradisional yang berasal dari kerajaan Padjajaran,Bogor. Awalnya bernama Gulung Maung yang diturunkan secara turun temurun melalui jalur keluarga, oleh sebab itu permainan ini tertutup untuk kalangan luas/masyarakat, yang pada akhirnya sampailah kepada Eyang Sarean . Hingga saat ini Eyang Sarean dianggap sebagai cikal bakal/pewaris awal dari permainan Gulung Maung tersebut yang dapat ditelusuri dengan bukti sejarah.
Eyang Sarean sendiri tinggal di Sukaraja Bogor, karena permainan ini hanya diturunkan di lingkungan keluarga maka permainan ini tidak berkembang luas di masyarakat. Eyang Sarean mempunyai putera bernama Eyang Guru H, Abdullah (±1800–1916) yang juga tinggal di Sukaraja Bogor. Pada masa Eyang Guru ini barulah nama Gulung Maung diubah menjadi Gerak Gulung Budi Daya Ti Padjajaran (GGBD). Perubahan ini didasarkan pada sifat dari permainan Gulung Maung yang sangat buas, karena Gulung Maung mempunyai prinsip “Kembangna cilaka, buahna pati “.
Dari hasil istikhoroh, Eyang Guru mendapat gambaran berupa sesosok bayi yang baru lahir, merangkak, melangkah dan berjalan. Berdasarkan gambaran tersebut Eyang Guru mengambil gerakan untuk jurus berdasarkan tantungan/adegan (berdiri) Sholat, inilah awal dari jurus Salancar. Mengapa disebut GGBD? Karena permainan ini masih mempunyai dasar sama dengan Gulung Maung, akan tetapi yang telah di budi dayakan, dalam artian permainan ini tidak lagi sebuas seperti Gulung Maung yang bersifat seperti Harimau, yang pada dasarnya harus membunuh mangsanya.
Dengan adanya perubahan dari Gulung Maung menjadi GGBD diharapkan agar seseorang yang telah menguasai permainan ini tidak akan buas seperti Harimau, karena pada prinsipnya manusia lebih unggul/mulia dibandingkan Harimau, dan perlu diingat bahwa hampir semua permainan silat sifatnya untuk bela diri termasuk GGBD.
Sesudah masa Eyang Guru permainan ini diwariskan kepada H. Ace Aom Kusumaningrat (1840–1943) yaitu keponakan dan juga menantu dari Eyang Guru, bertempat tinggal di Bojong Neros. H. Ace Aom Kusumaningrat adalah putera dari Uyut Syafei dan beliau adalah adik dari Eyang Guru. Permainan GGBD pada masa ini mulai sedikit terbuka untuk kalangan kerabat.
Agar lebih jelas, GGBD sebenarnya mempunyai 2 permainan yaitu Gerak Leang, Gerak Sambut Pukul. Permainan ini dikuasai oleh tiga orang putera H. Ace Aom K. Putera pertama, H.Ahmad Kusumaningrat (1900–1985) tinggal di Jl. Ciranjang Kebayoran Jakarta, menguasai semua jenis permainan GGBD termasuk Gerak Leang, Gerak Sambut Pukul. Putera kedua, Muhammad Yusuf/Aki Cucu mengusai permainan Gerak Sambut Pukul bertempat tinggal di Bojong Neros, dan putera ketiga, Abdusshomad/Aki Shomad menguasai permainan Gerak Leang bertempat tinggal di Wanajaya , Pasir Kuda Bogor.
Sebagai infromasi tambahan, istri H Ace Aom yang bernama Tresmen Megantara menguasai Jurus Budi Daya yang dikhususkan untuk perempuan, walaupun pada intinya tidak ada bedanya dengan Gerak Gulung, namun disesuaikan dengan kodratnya perempuan baik itu dari fisik, dimana gerakan dan power (tenaga), dan pada umumnya perempuan lebih lemah/halus dibandingkan laki-laki.
Pada masa H. Ahmad Kusumaningrat permainan GGBD mulai disebarkan kepada kalangan orang-orang terdekat. Permainan GGBD mulai disebarkan di kalangan umum pada masa Horis Kusumaningrat (1930-1999), yaitu putera pertama dari H. Ahmad Kusumaningrat yang bertempat tinggal di Bojong Menteng Ciomas Bogor. Pada masa Horis Kusumaningrat, banyak pendekar dan praktisi beladiri dari dalam dan luar negeri sempat datang berguru ke beliau, walaupun sebelum mereka berguru, mereka jajal dulu sebelumnya. Sampai pada akhirnya mereka mengakui keunggulan dan kehebatan Horis Kusumaningrat. Bahkan menurut mereka, teknik beladiri silat Gerak Gulung sangat efektif dan berbahaya bagi lawan jika digunakan dalam suatu pertarungan. Beberapa pendekar dan praktisi beladiri dari dalam dan luar negeri yang sempat berguru dan mempelajari sedikit teknik beladiri GGBD. diantaranya adalah Eddie Jafri, Greg Alland, Dustin Etan/ David Tanner, Frank Metiello.
Berdasarkan kesepakatan dari Bapak. Horis Kusumaningrat sebagai pewaris langsung dari permainan silat GGBD, diangkatlah beberapa orang Rakawira (yang telah mendapat ijin untuk melatih), beberapa orang diantaranya TB. Isnaeni bin Isro (Kang Iyus), Heri Bahtra (Mas Heri), M. Ridwan (Kang Awang), Firman Hamdani (Kang Dani). Januari tahun 2008 Kang Iyus wafat, sedangkan Mas Heri dan Dani karena kesibukannya untuk sementara ini tidak aktif. Saat ini yang masih aktif melatih adalah Kang Awang, berpusat di kediamaan beliau di Ciomas Bogor.
Seperti pada umumnya permainan silat di tanah Sunda, awal dari silat GGBD adalah untuk Siar Islam, seiring dengan perkembangan jaman sekarang permainan ini lebih difokuskan kepada pembinaan ahlak/moral dengan pendekatan silahturahmi yang intinya adalah persaudaraan. Perlu juga diketahui di dalam silat GGBD tidak ada istilah Guru dan Murid yang ada hanyalah Kakak dan Adik. Oleh sebab itu apabila ingin menjadi warga GGBD harus di Taleq. Dan bagi siapa saja yang ingin menjadi warga GGBD silahkan datang ke kediaman Kang Awang di Ciomas Bogor.
CIRI PERMAINAN GGBD
Aspek permainan GGBD ada 4 yaitu:
1. Gerak
2. Rasa
3. Gulung
4. Budi Daya
Apabila dilihat dari 4 aspek tersebut permainan GGBD mempunyai sifat gerakan :
1. Gerak rasa
2. Gerak yang lemah lembut
3. Gerak yang keras
4. Gerak yang buas
JURUS GGBD
• Pada dasarnya semua jurus yang ada dalam silat GGBD adalah jurus dasar
• Inti dari silat GGBD harus menguasai jurus salancar karena salancar adalah induk dari semua jurus
• Jurus permainan silat GGBD dibagi menjadi 3 ( tiga ) ditambah dengan faham dan rantean
JURUS adalah Gerakan yang dibuat untuk mendukung dasar dari permainan
• Gerak Pukul (8 Jurus)
• Gerak Gulung (8 Jurus)
• Lalangkahan (23 Langkah)
FAHAM adalah gerakan yang sifatnya baku (22 Faham)
RANTEAN adalah merangkaikan jurus, faham dan nafas menjadi satu
Silsilah bisa dilihat di
http://puragabaya.multiply.com/photo…s_Gerak_Gulung
Oleh : Yudhy Haryantho
Sumber:
http://puragabaya.multiply.com/photo…s_Gerak_Gulung
http://sahabatsilat.com/forum/index.php?topic=52.0